Rabu, 25 Agustus 2010

Sintren Kesenian Cirebon

Cirebon bayak sejarah yang kita belum tau walau kita sendiri orang cirebon :roll:  dari jaman kejaman kesenian cirebon hampir punah dengan masuknya budaya barat, disini mari kita menengok sejarah Kesenian sintren .
Kehidupan rakyat pesisiran selalu memiliki tradisi yang kuat dan mengakar. Pada hakikatnya tradisi tersebut bermula dari keyakinan rakyat setempat terhadap nilai-nilai luhur nenek moyang, atau bahkan bisa jadi bermula dari kebiasaan atau permainan rakyat biasa yang kemudian menjadi tradisi yang luhur. :arrow:
Mungkin orang-orang yang dulu hidup di wilayah pesisiran tidak akan mengira kalau tradisi tersebut hingga kini menjadi mahluk langka bernama kebudayaan, yang banyak dicari orang untuk sekedar dijadikan obyek penelitian dan maksud maksud tertentu lainnya yang tentu saja akan beraneka ragam.
Salah satu tradisi lama rakyat pesisiran Pantai Utara (Pantura) Jawa Barat, tepatnya di Cirebon, adalah Sintren. Kesenian ini kini menjadi sebuah pertunjukan langka bahkan di daerah kelahiran Sintren sendiri. Sintren dalam perkembangannya kini, paling-paling hanya dapat dinikmati setiap tahun sekali pada upacara-upacara kelautan selain nadran, atau pada hajatan-hajatan orang gedean.
Berdasarkan keterangan dari berbagai sumber kalangan seniman tradisi cirebon, Sintren mulai dikenal pada awal tahun 1940-an, nama sintren sendiri tidak jelas berasal dari mana, namun katanya sintren adalah nama penari yang masih gadis yang menjadi staring dalam pertunjukan ini.
Menurut Ny. Juju, seorang pimpinan Grup Sintren Sinar Harapan Cirebon, asal mula lahinrya sintren adalah kebiasaan kaum ibu dan putra-putrinya yang tengah menunggu suami/ayah mereka pulang dari mencari ikan di laut. ”Ketimbang sore-sore tidur, kaum nelayan yang ndak pergi nangkap ikan, ya mendingan bikin permainan yang menarik,” ujar Juju.
Permainan sintren itu terus dilakukan hampir tiap sore dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan mereka, maka lama-kelamaan Sintren berubah menjadi sebuah permainan sakral menunggu para nelayan pulang. Hingga kini malah Sintren menjadi sebuah warisan budaya yang luhur yang perlu dilestarikan.
Pada perkembangan selanjutnya, sintren dimainkan oleh para nelayan keliling kampung untuk manggung dimana saja, dan ternyata dari hasil keliling tersebut mereka mendapatkan uang saweran yang cukup lumayan. Dari semula hanya untuk menambah uang dapur, Sintren menjadi obyek mencari nafkah hidup.
HARUS GADIS
Kesenian Sintren (akhirnya bukan lagi permainan), terdiri dari para juru kawih/sinden yang diiringi dengan beberapa gamelan seperti buyung, sebuah alat musik pukul yang menyerupai gentong terbuat dari tanah liat, rebana, dan waditra lainya seperti , kendang, gong, dan kecrek.
Sebelum dimulai, para juru kawih memulai dengan lagu-lagu yang dimaksudkan untuk mengundang penonton. Syairnya begini :
Tambak tambak pawon
Isie dandang kukusan
Ari kebul-kebul wong nontone pada kumpul.
Syair tersebut dilantunkan secara berulang-ulang sampai penonton benar-benar berkumpul untuk menyaksikan pertunjukan Sintren. Begitu penonton sudah banyak, juru kawih mulai melantunkan syair berikutnya,
Kembang trate
Dituku disebrang kana
Kartini dirante
Kang rante aran mang rana
Di tengah-tengah kawih diatas, muncullah Sintren yang masih muda belia. Konon menurut Ny. Juju. Seorang sintren haruslah seorang gadis, kalau Sintren dimainkan oleh wanita yang sudah bersuami, maka pertunjukan dianggap kurang pas, dalam hal ini Ny. Juju enggan lebih jauh menjelaskan kurang pas yang dimaksud semacam apa. ”Pokoknya harus yang masih perawan,” katanya menegaskan.
Kemudian sintren diikat dengan tali tambang mulai leher hingga kaki, sehingga secara syariat, tidak mungkin Sintren dapat melepaskan ikatan tersebut dalam waktu cepat. Lalu Sintren dimasukan ke dalam sebuah carangan (kurungan) yang ditutup kain, setelah sebelumnya diberi bekal pakaian pengganti. Gamelan terus menggema, dua orang yang disebut sebagai pawang tak henti-hentinya membaca do?dengan asap kemenyan mengepul. Juru kawih terus berulang-ulang nembang :
Gulung gulung kasa
Ana sintren masih turu
Wong nontone buru-buru
Ana sintren masih baru
Yang artinya menggambarkan kondisi sintren dalam kurungan yang masih dalam keadaan tidur. Namun begitu kurungan dibuka, sang Sintren sudah berganti dengan pakaian yang serba bagus layaknya pakaian yang biasa digunakan untuk menari topeng, ditambah lagi sang Sintren memakai kaca mata hitam.
Sintren kemudian menari secara monoton, para penonton yang berdesak-desakan mulai melempari Sintren dengan uang logam, dan begitu uang logam mengenai tubuhnya, maka Sintren akan jatuh pingsan. Sintren akan sadar kenbali dan menari setelah diberi jampi-jampi oleh pawang.
Secara monoton sintren terus menari dan penonton pun beruhasa melempar dengan uang logam dengan harapan Sintren akan pingsan. Disinilah salah satu inti seni Sintren ”Ndak tahu ya, pokoknya kalau ada yang ngelempar dengan uang logam dan kena tubuh Sintren pasti pingsan, sudah dari sononya sih pak, mengkonon yang mengkonon,” ujar seorang pawang, Mamang Rana pada penulis.
Ketika hal ini ditanyakan pada Sintrennya, Kartini (20), usai pertunjukan, mengaku tidak sadarkan diri apa yang ia perbuat diatas panggung, meskipun sesekali terasa juga tubuhnya ada yang melempar dengan benda kecil.
Misteri ini hingga kini belum terungkap, apakah betul seorang Sintren berada dibawah alam sadarnya atau hanya sekedar untuk lebih optimal dalam pertunjukan yang jarang tersebut. Seorang mantan Sintren yang enggan disebut namanya mengatakan, ia pernah jadi Sintren dan benar-benar sadar apa yang dia lakukan di atas panggung, namun lantaran tuntutan pertunjukan maka adegan pingsan harus ia lakukan.
Pada Festival Budaya Pantura Jabar yang berlangsung di Cirebon belum lama ini, kesenian Sintren sempat dipentaskan di lapangan terbuka Kejaksan, Pertunjukan benar-benar menjadi perhatian masyarakat setempat, publik seni dan para pengamat seni. Konon Sintren akan dipentaskan sepanjang Festival berlangsung hingga bulan September 2002 mendatang, di Subang, Indramayu, Sumedang, Bekasi dan Karawang.
Kesenian Sintren merupakan warisan tradisi rakyat pesisiran yang harus dipelihara, mengingat nilai-nilai budaya yang kuat di dalamnya, terlepas dari apakah pengaruh majis ada di dalamnya atau tidak. Sintren menambah daftar panjang kekayaan khasanah budaya sebagai warisan tradisi nenek moyang kita.
Sayang sekali, di Cirebon hanya ada dua grup Sintren yang masih eksis dan produktif, masing masing pimpinan Ny. Nani dan Ny. Juju, yang beralamat di Jl. Yos Sudarso, Desa Cangkol Tengah (aslinya ditulis cingkul padahal sebenarnya Cangkol, hehehe maklum putra daerah) , Gang Deli Raya, Cirebon, Jawa Barat. Kedua kelompok ini sering diundang pentas di berbagai kota di indonesia, bahkan menurut Ny. Juju sampai ke luar negeri.
Di sisi lain tentu hal ini merupakan perkembangan yang bagus, namun di sisi lain juga hal ini tantangan berat bagi pewaris Sintren untuk tetap menjaga orsinilitasnya.

Mengembangkan Wisata Relegius di Cirebon

Kabupaten Cirebon sudah menjadi buah bibir, terlebih jika dikaitkan dengan dunia pariwisata.Wisata  yang menonjol di Cirebon, adalah keberadaan Makam Sunan Gunungjati, yang terletak di sisi Jalur Tengah Pantura, tepatnya di Desa Astana Kecamatan Gunungjati.
Jangan heran jika setiap kali ada kunjungan study tour atau kegiatan kerohanian dari luar Cirebon,  termasuk dari kota-kota besar di pulau Jawa.
Ada ungkapan yang sudah berkembang,  tidak abdol , jika tidak mengunjungi lokasi makam salah satu Wali Songo ini. Soal kedatangannya pun sebenarnya berpulang pada keinginan hati masing-masing individu. Mulai dari sekedar ziarah, bahkan ada yang sengaja datang demi kepentingan tertentu.
Setiap harinya, ratusan pengunjung yang mendatangi makam ini, terlebih pada momen-momen tertentu, misalnya kliwonan (malam Jumat Kliwon-red).
BELUM OPTIMAL
Bicara tentang keberadaan wisata religius sebenarnya tidak sebatas Makam Sunan Gunungjati saja. Di Kabupaten Cirebon, berdasar data yang diperoleh terdapat 161 situs (makam) yang jika dioptimalkan secara baik, jelas akan memberikan dampak positif terhadap pengembangan daerah. Terutama jika dikaitkan dengan upaya peningkatan ekonomi warga.
Pertanyaan yang muncul kemudian sudah optimalkan upaya Pemkab Cirebon dalam hal ini Dinas Kebudayaan Pariwisata dan Olahraga (Disbudpora) dalam menggali potensi-potensi tersebut?
Naif memang kalau dikatakan tidak, toh upaya mengarah untuk membesarkan keberadaan makam  (situs-situs makam) tersebut sudah ada. Hanya saja implementasi yang mengarah sebuah keberhasilan itu, belumlah maksimal.
Kita memang tidak harus mencari siapa yang salah. Menyerahkan sepenuhnya beban tanggungjawab itu kepada Pemkab Cirebon, jelas tidak fair.
Karena pemkab Cirebon tidak hanya memikirkan keberadaan makam-makam yang memang memiliki nilai sejarah tinggi.
Artinya banyak hal yang harus dikerjakan oleh Pemkab Cirebon, dan semuanya selalu mengarah terhadap keterbatasan dana. Namun yang pasti, semua perlu dipikirkan, semua perlu dibesar-kembangkan dan semua itu selalu mengarah seberapa besar kemampuan dana yang ada.
Jika alokasi dana itu  memang besar, maka tak wajar jika kemudian banyak situs dengan nilai sejarah tinggi itu menjadi terabaikan. Sebaliknya, jika memang dana yang tersedia  itu sangat minim, maka kita pun harus memikirkan tentang planing yang lebih baik lagi, toh semuanya menjadi tanggungjawab kita bersama, masyarakat Cirebon. (darman/B)

Plangon, Obyek Wisata Hutan Kera di Cirebon

Tak jauh dari Kota Cirebon, kurang lebih 5 kilometer sebelah barat kota Cirebon, kita bisa singgah di obyek wisata yang berbeda dari obyek-obyek wisata lainnya di kota Cirebon. Obyek wisata ini merupakan perpaduan antara nilai-nilai sejarah, kesejukan alam dan adanya komunitas monyet dengan jumlah lumayan banyak di tempat tersebut. Dengan potensi tersebut, tempat ini sangat layak untuk dijadikan salah satu tujuan wisata di Cirebon.Tepatnya, lokasi ini berada di desa Babakan, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon.
Plangon sendiri berasal dari kata tegal klangenan yang berarti sebuah tempat atau bukit untuk menenangkan diri. Alkisah sekitar 4 abad yang silam ada dua orang pangeran yang bernama Pangeran Panjunan dan Pangeran Kajaksan mencari tempat yang tenang untuk memecahkan permasalahan-permasalahan kehidupan yang sedang dihadapi. Akhirnya kedua orang tersebut menemukan sebuah bukit yang terletak di sebelah barat kota Cirebon yang dianggap sebagai tempat yang paling cocok untuk melaksanakan maksud tersebut. Kedua orang pangeran yang konon masih keturunan dari Bagdad naik ke atas bukit. Dalam perjalanan ke atas bukit, kedua Pangeran itu dihadang oleh penjaga hutan Plangon yang bernama Pangeran Arya Jumeneng. Kedua pangeran dari Bagdad itu  dapat memenangkan pertarungan, dan akhirnya ketika sampai di atas bukit kedua Pangeran itu  membuat tempat peristirahatan, yang akhirnya sampai sekarang menjadi tempat makam kedua Pangeran tersebut.
Memang bagi para pengunjung yang baru berkunjung ke sini, kesan seram memang terasa. Selain karena memang hutannya yang cukup lebat, juga setiap gerak kita akan diikuti oleh monyet-monyet yang terkadang sedikit jahil. Untuk itu, ketika naik bukit , pawang setempat setidaknya menyertai kita untuk membantu jikalau monyet-monyet tersebut menjadi nakal terhadap para pengunjung. Untuk sampai ke puncak bukit Plangon kita harus menaiki banyak tangga , tidak ada yang tahu tentang jumlah tangga tersebut, bahkan pawangnya sendiri. Tapi dengan berjalan santai kita memerlukan waktu setengah jam untuk sampai puncak Plangon.
Memasuki tangga-tangga pertama, puluhan monyet sudah mulai mengikuti kita, ada yang sekedar mengikuti dan ada yang meminta makanan. Untuk itu para pengunjung disarankan membawa makanan, seperti kacang-kacangan, yang akan kita berikan kepada monyet-monyet tersebut. Setelah beberapa puluh tangga, pawang Plangon memberikan penjelasan,”bahwa di hutan ini ada 6 kerajaan monyet, dimana masing-masing wilayah dipimpin oleh satu jawara monyet”. Wilayah satu adalah wilayah paling bawah, yang dipimpin oleh si Jefri, wilayah dua sampai enam adalah semakin ke atas sampai puncak, yang dipimpin oleh masing-masing jawara monyet yaitu, Si Acing, Si Bondol, Si Werman, Si Mandor dan Si Swing.
Tidak ada yang tahu pasti, darimana asal monyet tersebut, apakah memang sudah ada dari dulunya, atau hewan peliharaan Pangeran Panjunan dan Pangeran Kajaksan. Yang jelas, monyet tersebut berada di hutan Plangon dan berkembang biak dengan baik. Tapi memang ada beberapa hal, yang menurut penduduk sekitar adalah aneh. anehnya, ada hari-hari tertentu dimana monyet-monyet tersebut tidak turun ke bawah, tapi terus bersembunyi di pohon. hari-hari tersebut diantaranya jatuh pada tanggal satu muharam. Pernah suatu kali dicoba, disepanjang tangga naik ke puncak ditebarkan ratusan makanan pada tanggal satu Muharram, ternyata tidak ada satupun monyet yang mengambil makanan tersebut. Bandingkan dengan hari-hari lain, jangankan ditaruh ditanah, masih dipegang ditangan saja, makanan yang dibawa bisa diserobot oleh monyet-monyet tersebut.
Akhirnya setelah sampai di puncak bukit, kita bisa melihat makam kedua Pangeran tersebut, dengan tanah sekitar makam yang datar. Bangunan dengan luas kurang lebih 100 meter persegi tersebut, terlihat banyak ditumbuhi lumut karena umurnya yang sudah sangat tua. Makam tersebut terkunci, karena pada hari-hari tertentu saja dibuka. Ditengarai, tanah datar sekitar makam adalah tempat berkumpulnya para murid kedua Pangeran tersebut, dimana Sang Pangeran memberikan wejangan-wejangannya. Sembari melepas lelah, kita bisa duduk-duduk didepan makam, sambil menikmati kesejukan dan keasrian alam sekitar, sambil terus ditemani oleh monyet-monyet yang terus menguntiti kita. (sumber)

Benda Langit Jatuh di Cirebon Membentuk Lafad Allah

Benda langit yang jatuh di Terasana Baru, Babakan, Cirebon mengeluarkan cairan seperti lava berwarna biru, setelah membentur tanah. Sesaat sebelum membeku, lelehan cairan itu membentuk lafad Allah.
Beberapa warga yang menyaksikan peristiwa itu kemudian mengabadikannya dalam kamera ponsel. “Bentuknya seperti lafad Allah,” ujar Dudi, pegawai pabrik gula yang juga sempat menyaksikan jatuhan benda langit tersebut di lokasi, Kamis (19/7/2010).
Namun, kejadian itu sangat singkat. Cairan itu kemudian menyebar ke permukaan tanah di sekitar jatuhnya benda yang menyerupai batu tersebut. Api kemudian menyala dari bongkahan batu yang mengeluarkan cahaya warna biru.
Asap pun keluar akibat terbakarnya rumput di lokasi jatuhan benda tersebut. Warga kemudian berinisiatif menimbun api tersebut dengan pasir.
“Tapi lalu dibongkar lagi, karena banyak yang datang dan penasaran,” ujar Dudi.
Seketika, cairan tadi berubah menjadi lempengan seperti aspal. Warga yang menganggap benda itu unik kemudian membawanya pulang.
Peristiwa jatuhnya benda langit itu terjadi pada Rabu (18/7) sekitar pukul 21.00 WIB. Warga mendengar suara gemuruh saat benda itu jatuh.(sumber)

Selasa, 24 Agustus 2010

Sandal Barepan

DESA Kebarepan Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon, berada di jalur utama Cirebon-Jakarta dan Cirebon-Bandung. Sekitar 12 kilometer dari pusat pemerintahan Kabupaten Cirebon. Desa Kebarepan termasuk salah satu desa di Kecamatan Plumbon yang masyarakatnya memiliki keahlian khusus, membuat sandal atau membuat kursi dari ban bekas.
Sekitar tahun 1998, nama Desa Kebarepan terkenal di kalangan pengusaha Afrika dan negara Timur Tengah lainnya. Bagaimana tidak? Keahlian masyarakatnya membuat sandal dengan beragam warna dan bahan dasarnya dari plastik/karet bekas, membuahkan hasil yang luar biasa bagi peningkatan ekonomi masyarakat sekitar.
“Setidaknya pada tahun itulah pengusaha sandal yang tertarik dengan ajakan pengusaha Afrika dan negara Timur Tengah lainnya untuk membuat sandal sebanyak-banyaknya dan menjual dengan harga murah kepada mereka, benar-benar dilimpahi keuntungan. Tidak sedikit masyarakat yang tertarik ke dalam bisnis ini. Dari pengusaha besar sampai mereka yang hanya mampu bermain di home industry. Semuanya hampir rata mendapat penghasilan yang berlimpah karena pesanan pengusaha Afrika,” tutur Wawan Ermawan salah seorang pengusaha sandal kebarepan dari Industri Zebra Mandiri.
Akibat tingginya pesanan dari para pengusaha Afrika, para pengusaha sandal kebarepan nyaris tak menyentuh pasar lokal. Mereka mengabaikan pesanan dari pasar lokal. Semua perhatian dan konsentrasi hanya jatuh untuk memenuhi pesanan dari para pengusaha Afrika dan negara Timur Tengah lainnya.
Di masa jayanya, tutur Wawan, salah seorang pengusaha Didi (almarhum) sempat mengenyam manisnya pesanan dari Afrika, bahkan keberhasilan itu meningkat tajam pada kondisi ekonominya yang sangat mapan. Sayangnya, anak-anaknya tidak tertarik untuk meneruskan usahanya. “Dari beliaulah kami berguru keterampilan membuat sandal,” kata Wawan. Kejayaan sandal kebarepan mencapai puncaknya pada tahun 1999. “Bahkan saat permintaan para pengusaha Afrika semakin tinggi dan unsur kualitas tidak lagi jadi bahan pertimbangan, para pengusaha sandal kebarepan terus saja memenuhinya. Dari sinilah titik kejatuhan dimulai, setelah para pengusaha dari Timur Tengah tidak lagi menjatuhkan pesanan pada sandal kebarepan. Berbarengan dengan itu, jatuh pula para pengusaha sandal kebarepan termasuk home industry yang awalnya hanya memenuhi pesanan untuk ekspor,” kata Wawan yang sejak awal mendirikan usaha tahun 1991, tidak tertarik untuk bermain di pasar ekspor.
Seiring dengan semakin langkanya pesanan dari Timur Tengah dan tidak tergarapnya pasar lokal, satu persatu pengusaha dan home industry sandal di Desa Kebarepan hancur.
Kehancuran itu berlanjut dengan mulai maraknya pengusaha sejenis di Bogor dan Bandung serta kota-kota lainnya. Perajinnya, tentu saja warga Desa Kebarepan yang telah memiliki keahlian terhantam kehancuran karena tidak lagi memiliki pasar dan pembeli.
“Kondisi ini hampir merata dialami para pengusaha dan home industry sandal yang semula hanya mengandalkan pasar ekspor. Kalaupun sekarang ini produksi sandal kebarepan masih bertahan itu pun jumlahnya sudah sangat sedikit. Bahkan, hanya ada beberapa home industry yang membuat satu jenis sandal saja, untuk kepentingan hotel,” tutur Wawan yang akhirnya menuai hikmah dari ketidakikutsertaannya bermain di pasar ekspor.
Diakui Wawan, dengan konsisten bermain di pasar lokal, ia termasuk satu-satunya pengusaha sandal kebarepan yang bertahan hingga kini. Setidaknya dalam satu bulan ia masih mampu melakukan penjualan di atas angka Rp 100 juta.
Dengan sekitar 25 orang pekerja, perajin, dan penjahit ia harus menyiapkan upah yang kisarannya Rp 7.500,00 sampai dengan Rp 20.000,00 per hari per orang.
“Kunci lainnya, saya harus benar-benar kreatif dan mengikuti perkembangan. Produksinya tidak terbatas hanya mengandalkan sandal, tetapi juga kebutuhan lainnya, seperti hiasan dinding, media kreatif untuk anak, pelampung, bahkan kebutuhan masyarakat lain yang kesannya ingin lebih spesifik, tertulis nama pemilik, alamat pemilik, atau tanggal lahir dan bintang sekalipun. Kalau tidak kreatif begini, ya bisa gulung tikar,” kata Wawan.
Bertahan untuk tidak gulung tikar, menurut Wawan, ternyata tidak hanya cukup dengan terobosan baru dan kreatifitas yang terus menerus diasah. Hal lain yang sulit dikejar adalah harga bahan baku. “Bahan baku yang cenderung naik membuat pengusaha kesulitan. Meskipun ada dua pilihan bahan baku, limbah plastik/karet dan orisinal dengan harga diukur permili, tetap saja tidak membantu kami untuk mempertahankan harga murah dengan kualitas baik. Harga sandal kebarepan yang kisarannya antara Rp 1.600,00 per pasang sampai Rp 8.500,00 hingga saat ini masih mampu kami pertahankan. Solusinya, saya membeli plastik/karet limbah yang harganya antara Rp 4.500,00 sampai Rp 6.000,00 per kilo.”
Pengadaan bahan baku sampai saat ini dipenuhi dari wilayah Tangerang, meskipun ada daerah lain yang mampu memproduksi, namun menurut Wawan, harganya jauh lebih tinggi.
Pengusaha sandal kebarepan seperti Wawan, bisa jadi teruji karena ia memiliki perhitungan yang matang dan tak terpengaruh dengan kejayaan sesaat. Nyatanya, sampai saat ini ia mampu memenuhi pesanan dari berbagai kota di luar wilayah Jawa, seperti Pontianak, Makasar, Manado, Banjarmasin, dan Medan.
“Pesanan dari wilayah itu biasanya berupa sandal atau hiasan dinding tertulis nama pemilik, bintang pemilik, atau bahkan alamat rumah. Insya Allah meskipun pemasarannya masih tradisonal dan hubungan lewat telefon kami masih bisa memenuhinya,” kata Wawan.
Itulah sebabnya Wawan sangat berharap, pemerintah daerah mampu membuka akses marketing yang lebih terarah karena ternyata selama ini home industry dan pengusaha sandal kebarepan tak tersentuh perhatian dari pemerintah sekalipun hanya pemerintah daerah setempat. (sumber)

Tempat-tempat bersejarah di Kota Cirebon


Keraton-keraton yang berada di Cirebon telah menjadi saksi sejarah panjang Kota Cirebon sejak abad 13 hingga sekarang, mulai dari terbentuknya Kesultanan Cirebon hingga terbagi menjadi empat kepemimpinan seperti sekarang. Sejarah tersebut dapat terceritakan kembali secara detail saat kita mengunjungi setiap keraton yang terdapat di Cirebon. Setiap situs yang tertinggal di keraton-keraton ini memiliki falsafah yang luhur yang (semestinya) mampu menjadi potensi filosofis sebuah kota untuk maju dan berkembang. Namun sangat disayangkan, pada saat ini daerah kesultanan justru menjadi daerah yang tertinggal dalam hal pengembangan kota. Keraton menjadi sebuah tengaran (landmark) hanya dalam pengertian tengaran dalam sejarah panjangnya, namun dalam pengertian fisik bangunan tengaran di dalam kota, Keraton tidak cukup kuat lagi keberadaannya. Tertutup oleh bangunan-bangunan lain yang menyembunyikan keberadaan keraton yang dulunya pusat sebuah kota bernama Cirebon. (Keraton Kasepuhan tertutup oleh bangunan-bangunan perumahan yang mengelilinginya, Keraton Kanoman tertutup oleh besarnya Pasar Kanoman yang juga sekaligus menjadi gerbang masuk utama menuju Keraton Kanoman).
Perkembangan perkotaan yang dirasa semakin tidak terkendali semestinya dapat dibatasi dengan perencanaan yang turut mendasarkan perkembangan beberapa bagian wilayah kota pada studi sejarah dari masa Kesultanan Cirebon hingga menjadi Kota Cirebon seperti sekarang. Kekuatan dan potensi sejarah mampu menjadi alur yang kuat untuk membawa pengembangan fisik Kota Cirebon menjadi objek wisata budaya misalkan seperti Yogyakarta yang mapan dengan Keraton, budaya dan sejarah lokalnya.
Keraton
Jika dilihat dari pengertian keraton sebagai wadah institusional kesultanan, Cirebon sebenarnya memiliki empat buah Keraton, yaitu Kasepuhan, Kanoman, Keprabonan, dan Kacirebonan. Namun, jika keraton dilihat dalam pengertian arsitektural, yang cocok disebut sebagai (bangunan) keraton hanyalah Keraton Kasepuhan dan Keraton Kanoman, karena hanya kedua Keraton tersebut yang memiliki bagian-bagian bangunan yang seharusnya ada dalam sebuah komplek keraton, seperti alun-alun, masjid agung, siti inggil, dll (CMIIW). Sementara kedua keraton yang lain (dalam pengertian arsitektural) lebih tepat dibilang sebagai bangunan ndalem. Keempat keraton tersebut memiliki potensi dan kekurangannya masing, hal-hal tersebut dapat menjadi pertimbangan untuk pengembangan lingkungan sekitar keraton selanjutnya, akan dibawa kemanakah pengembangan fisik lingkungan sekitar keraton-keraton ini selanjutnya.

1. Keraton Kasepuhan
Sebagai keraton Kesultanan Cirebon yang pertama, Keraton Kasepuhan memiliki sejarah yang paling panjang dibanding ketiga keraton lainnya. Keraton ini juga memiliki wilayah kekeratonan yang terluas, wilayah Baluarti kekeratonannya mencapai lebih dari 10 Ha. Lazimnya sebuah keraton di Pulau Jawa, keraton ini terletak di selatan alun-alun dengan Masjid Agung Sang Cipta Rasa di barat alun-alun.
Sementara itu, penjara di utara alun-alun dan pasar di timur alun-alun sudah tidak ada lagi. Alun-alun sendiri yang seharusnya menjadi potensi sebagai ruang publik bagi masyarakat cirebon, kurang berfungsi optimal selain sebagai tempat untuk pelaksanaan tradisi di hari-hari tertentu, dan acara-acara tertentu. Selebihnya alun-alun di Keraton Kasepuhan hanya menjadi lapang kosong yang minim aktivitas didalamnya. Beberapa penjual Nasi Lengko bisa kita temui di depan Masjid Agung, namun disisi lain kondisi alun-alun relatif sepi.
Pada masa awal didirikannya Keraton Kasepuhan ini, bagian yang pertama kali dibangun adalah bangunan Keraton Pakungwati I (Jika kita ke Keraton Kasepuhan, bangunan ini terletak di bagian timur komplek Keraton). Keraton Pakungwati dibangun menghadap ke arah Laut Jawa dan membelakangi Gunung Ciremai. Bangunan ini terdapat disebelah timur bangunan Keraton Pakungwati II yang dibangun pada masa selanjutnya (bangunan Keraton yang lebih baru yang akan kita temui saat masuk melalui Siti Inggil). Banyak sejarah penting yang tersimpan di dalam keraton ini, banyak juga falsafah hidup masyarakat cirebon dulu yang dapat dipelajari di dalam keraton ini. Saat saya berkunjung kesana, saya dan kawan saya terpesona dengan setiap maksud atau filosofi yang dijelaskan oleh pemandu akan setiap bagian bangunan atau koleksi dari keraton. Misalkan: selasar menuju Bangsal Prabayaksa (singgasana sultan) yang dibuat tidak tegak lurus terhadap bagian teras depan bangunan keraton. Hal ini ternyata dimaksudkan agar apabila ada musuh menyerang, meraka tidak dapat langsung melihat dan menyerang menuju singgasana, namun dibuat membelok dan dapat lebih mudah diatasi.
Atau kerikil-kerikil yang tersebar merata ditanah disepanjang pinggir pagar yang ditujukan untuk mengantisipasi penyusup yang masuk, sebab suara kerikil akan langsung terdengar begitu ada yang menginjak dan berjalan diatasnya.
Sebuah filosofi akan kearifan dan kebijaksanaan sultan salah satunya diceritakan oleh pemandu saat menjelaskan mengenai sebuah tandu bebrbentuk makhluk berkepala burung dan berbadan ikan. “Setinggi-tingginya seorang pemimpin terbang dan berada di langit kepemimpinannya, ia tetap harus mampu melihat dan menyelami keadaan setiap rakyat yang berada dibawahnya”. Dan masih banyak lagi penjelasan yang indah akan kebijaksanaan dan kearifan yang semestinya dimiliki seorang Sultan pada setiap bagian keraton.
Perca lain dari sejarah yang tersisa adalah bangunan Lawang Sanga di bagian selatan Kerat0n, tepat di sisi Sungai Krayan. Bangunan ini merupakan bangunan kepabeanan pada masa Kesultanan Cirebon dulu, sebagai tempat bea dan cukai kesultanan cirebon dahulu kala, pada masa itu bangunan ini menjadi bangunan terpenting bagi perekonomian Kesultanan Cirebon, dimana setiap barang yang masuk dari luar kerajaan dibawa oleh perahu yang berlayar dari arah laut jawa untuk kemudiang menyusuri kali Krayan, dan memasuki Bangunan Lawang Sanga ini (saya jadi terbayang hebatnya perekonomian Cirebon pada masa itu, dengan perahu-perahu yang menyusuri kali membawa barang dagangan dari daerah-daerah lain, termasuk Arab dan Cina.
Pemugaran kawasan Kesultanan Kasepuhan ini dapat mengembalikan sejarah yang mungkin telah terlupa bagi sebagian masyarakat Cirebon saat ini. Dan menjadi potensi wisata bagi para pengunjung Kota Cirebon.

2. Keraton Kanoman
Pada komplek Keraton Kanoman inilah pertama kali dibangun sebuah bangunan kerajaan sebelum pindah ke Pakungwati 1 di lokasi Keraton Kasepuhan, bangunan tersebut merupakan bangunan tertua di Cirebon. Komplek Keraton ini terpencil keberadaannya di tengah Kota Cirebon, tertutup oleh bangunan Pasar Kanoman di bagian utara, ruko-ruko di sepanjang jalan Lemahwungkuk yang terleta di sebalah timur Keraton Kanoman, dan bangunan perumahan permukiman di sebelah selatan dan baratnya. Bangunan Keraton nyaris tenggelam diantara bangunan-bangunan yang mengelilinginya. Padahal sebagai potensi sebuah kota, keraton ini sebaiknya mudah dijangkau oleh setiap warga kota dan wisatawan.
Seperti di Keraton Kasepuhan, alun-alun keraton yang seharusnya menjadi ruang publik yang terbuka sebagai tempat aktivitas warga saat ini kurang berfungsi secara optimal sebagai ruang publik. Alun-alun ini lebih terlihat sebagai ruang perluasan Pasar Kanoman, dibandingkan sebagai ruang depan Keraton Kanoman, kondisi yang harus segera diperbaiki dan dikembangkan fungsinya. Namun demikian pada acara-acara tradisi tertentu lapangan ini akan berubah menjadi lautan orang yang membludak ingin mengikuti tradisi seperti Muludan dan acara-acara tradisi lainnya.
Komplek Keraton Kanoman sendiri memiliki ruang yang cukup menarik sebagai tempat wisata, dengan pohon-pohon beringin yang rimbun serta taman-taman keraton yang dikelilingi benteng bata menjadi sebuah oase yang sejuk di tengah Kota Cirebon yang cukup panas. Apalagi sambil menikmati tahu gejrot yang pedas dan segar. Maknyuss. Dan lebih daripada itu, (lagi) bagian sejarah yang menyambung dari sejarah Kesultanan Kasepuhan bisa diketahui dari Keraton ini.

3. Keraton Keprabon
Keraton Keprabon terletak di Jalan Lemah Wungkung, di dekat Keraton Kanoman. Keraton ini dari segi arsitektural lebih tepat disebut bangunan Ndalem, karena Keraton Keprabon tidak memiliki struktur sebuah komplek atau bangunan keraton, tidak memiliki alun-alun, dan masjid agung, namun lebih terlihat sebagai sebuah kediaman pemangku adat (Ndalem). Akses masuk keraton ini adalah sebuah gang selebar 3 meter diantara deretan ruko. Kami sampai-sampai melewati gerbang masuknya karena tidak menyadari bahwa jalan masuk Keraton Keprabon tersebut hanya berupa gang kecil. Bangunan di dalamnya pun sangat sederhana, tidak menunjukkan kemewahan dan kemegahan sebuah keraton, lebih berbentuk rumah dengan halaman kecil didalamnya. Sebagai situs sejarah, dan bagian dari garis sejarah Kesultanan Cirebon, sesederhana apapun bentuk bangunannya, keraton ini tetap merupakan potensi yang patut dikembangkan.

4. Keraton Kacirebonan
Kesultanan Kacirebonan merupakan kesultanan pecahan dari Kesultanan Kanoman, terletak di pinggir jalan besar Pulosaren. Keraton ini memiliki aksesibilitas yang paling mudah dibanding ketiga keraton lainnya karena terletak tepat dipinggir sebuah jalan besar. Sama seperti Keraton Keprabon, bangunan Keraton Kacirebonan tidak termasuk tipologi arsitektural bangunan keraton. Bentuk bangunannya lebih seperti bangunan pembesar pada zaman kolonial Belanda, dengan pengaruh arsitektur eropa yang kuat. Di Keraton ini terdapat sebuah sanggar tari topeng cirebon yang sudah mulai ditinggalkan. Beberapa pemuda pertukaran budaya dari Brazil sempat belajar tari topeng disini, seorang wanita dari keraton tersebut yang mengantarkan kami melihat-lihat bangunan keraton dengan bangganya memperlihatkan foto-foto para bule tersebut menari topeng. Tari Topeng Cirebon sangat khas dan menarik, sayang sekali bila harus punah dan tidak ada yang melestarikannya. Ternyata di Keraton Kacirebonan ini budaya tersebut masih terus dilestarikan dengan sanggar tarinya. Satu potensi lain dari satu keraton lain di Cirebon

Minggu, 22 Agustus 2010

Melatih Anak Usia Dini Berpuasa

Pendidikan agama berfungsi menanamkan keimanan pada diri anak sebagai bekal kehidupannya di masa depan. Keimanan adalah modal utama untuk mengembangkan apa yang disebut Dahner Zhohar sebagai Kecerdasan Spiritual (Spiritual Quotient), yang juga disebut Howard Gardner sebagai salah satu dari ragam kecerdasan majemuk (multiple intelligence). Kecerdasan spiritual tidak boleh dianggap remeh dalam kehidupan. Ia berfungsi sebagai semacam life-skill (kecakapan hidup) untuk membangun kehidupan berkualitas.

Namun, pendidikan agama bukan hanya tugas para pendidik (ulama, guru di sekolah, dll), melainkan juga tugas utama orangtua untuk anak mereka. Bahkan secara pedagogis, pendidikan agama sudah harus diajarkan sejak anak masih kecil. Orangtua yang menyadari pentingnya agama bagi perkembangan jiwa anak, dan bagi kehidupan manusia pada umumnya, akan berusaha menanamkan pendidikan agama sejak kecil sesuai dengan agama yang dianutnya. Sebagai umat Islam, tentunya kita percaya pada rukun iman dan juga rukun islam. Salah satu dari rukun islam adalah berpuasa di bulan Ramadhan.
Bulan Ramadhan merupakan bulan yang dinanti-nanti oleh umat Islam. Banyak orang berlomba-lomba berbuat kebaikan untuk meraih pahala di bulan ini. Tidak sedikit orangtua, terutama ibu-ibu, yang telah mendaftarkan anak-anak mereka mengikuti serangkaian kegiatan seperti pesantren kilat yang banyak diadakan, baik di sekolah atau pun di tempat-tempat tertentu. Tujuannya, agar anak benar-benar dapat memahami makna Bulan Ramadhan dan menambah ilmu agama. Akan tetapi, tentu tidak mudah memberikan pemahaman keagamaan kepada anak-anak. Berbagai strategi khusus pun perlu dilakukan agar anak, terutama bagi mereka yang baru belajar berpuasa, memunyai kesan khusus dan mendalam pada Bulan Ramadhan.
Untuk itu, orangtua tidak hanya memerlukan pengalaman, melainkan juga pengetahuan mengenai tahapan perkembangan agama pada anak. Menurut Ernest Harms dalam The Development of Religious on Children, tahap perkembangan agama pada anak terbagi dalam 3 tingkatan yaitu:
1. The Fairy Tale Stage (Tingkat dongeng). Dimulai pada anak berusia 3-6 tahun. Konsep anak mengenai Tuhan pada tahap ini lebih banyak dipengaruhi oleh emosi. Sesuai dengan tahap perkembangan kognisinya, pada tahap ini anak seakan-akan memahami konsep ketuhanan sebagai sesuatu yang kurang masuk akal. Kehidupan pada masa ini lebih banyak dipengaruhi oleh kehidupan fantasi yang diliputi oleh dongeng-dongeng yang kurang masuk akal.
2. The Realistic Stage (Tingkat Kenyataan). Dimulai sejak anak berusia 7-15 tahun. Pada tahap ini konsep ketuhanan anak sudah mencerminkan pada kenyataan. Konsep ini timbul melalui lembaga-lembaga keagamaan pada anak dan pengajaran agama dari orang dewasa lainnya. Sehingga segala bentuk tindakan amal keagamaan akan diikuti dan anak juga tertarik untuk mempelajarinya.
3. The Individual Stage (Tingkat Individu). Pada tahap ini, anak sudah memiliki kepekaan emosi yang paling tinggi sejak perkembangan usia mereka.
Selain itu, menurut J. Omar Brubaker M.A & Robert E. Clark Ed.D setiap masa aspek-aspek kerohanian ditandai dengan periode: 1. Masa tahun-tahun dasar; bayi dan kanak-kanak (0-2th).;2. Masa Peniruan dan penemuan; pra sekolah (2-3 th).;3. Masa pengalaman-pengalaman baru; awal masa kanak-kanak (4-5 th). Dan 4. Masa dunia yang bertambah luas; pertengahan masa anak (6-8 th).
Lalu, bagaimana cara kita melatih anak usia dini untuk berpuasa? Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan oleh orangtua dalam melatih anak usia dini berpuasa, yang disesuaikan dengan periodenya seperti yang disebut di atas:
1. Masa tahun-tahun dasar; bayi dan kanak-kanak (0-2th). Disebut sebagai masa ketergantungan terhadap orangtua. Anak-anak kecil memperoleh tingkah lakunya hampir seluruhnya melalui pola peniruan. Walaupun mereka tidak mengerti arti perbuatan tersebut, mereka meniru apa yang dilihatnya dan belajar menentukan pola hidupnya untuk yang baik atau yang buruk.
2. Masa Peniruan dan penemuan; pra sekolah (2-3 th). Oleh karena ingatan anak-anak belum dapat diandalkan dan perbendaharaan katanya terbatas maka konsep harus diajarkan secara berulang-ulang dengan berbagai cara. Anak balita senang pengalaman ini. Mereka akan meniru orangtuanya, gurunya, kakaknya dan lainnya.
Berkaitan dengan tujuan kita, ada sejumlah trik yang dapat diterapkan:
• dalam melatih anak-anak berpuasa maka kita (orangtua) dapat mengingatkan anak-anak bahwa Bulan Ramadhan segera tiba. Ajak anak untuk mempersiapkan kebutuhan-kebutuhan untuk beribadah, seperti sajadah, mukena, sarung, Al-quran, tasbih dll. Semua ini tidak harus baru, yang penting bersih dan suci.
• Perlu diingat, orangtua diharapkan mampu menjaga baik sikap maupun tingkah laku mereka di depan anak-anak mereka. Jangan suka berkata-kata kasar dan berbuat hal-hal yang membatalkan puasa. INGAT! Semua perilaku kita bisa ditiru oleh anak-anak. Percuma saja kan si anak sudah beribadah puasa dan semuanya hancur gara-gara perilaku orangtua?.
• Selain itu, orangtua bersama dengan anak-anak mencoba membuat suasana rumah yang menyenangkan ketika Bulan Ramadhan tiba. Misalnya, menghiasi atau mendekor rumah dengan aneka hiasan dinding atau gantung di kamar anak, seperti bentuk mesjid, bulan sabit, dan bintang.
• Saat sahur, buatlah makanan yang disukai anak, sehingga mereka akan menjadi bersemangat.
• Atau sesekali ajaklah anak mengantarkan makanan ke tetangga atau ke masjid sebelum berbuka puasa. Kegiatan yang menyenangkan akan membuat anak-anak semakin menyenangi Ramadhan.
3. Masa pengalaman-pengalaman baru; awal masa kanak-kanak (4-5 th).
Seorang anak dapat belajar mencintai Tuhannya sebagaimana ia belajar mencintai orang-orang dalam rumahnya. Begitu juga dengan belajar menyenangi puasa. Anak-anak belajar berpuasa berdasarkan contoh dari orangtua dan keluarganya. Jika kedua orangtua dan seluruh anggota keluarganya berpuasa, sang anak tentu juga akan terdorong untuk ikut berpuasa.
• Jika anak belum mampu berpuasa sebulan penuh, ajarkan dia untuk berpuasa setengah hari. Dalam Islam hal ini dibolehkan. Allah SWT. menyukai sikap tadarruj (bertahap). Kalau sudah mampu, pasti anak akan berpuasa satu hari penuh. Selain itu, kita bisa membuatkan agenda kegiatan untuk anak saat bulan Ramadhan. Tapi jangan lupa untuk melibatkan anak dalam penyusunan rencana itu. Tanyailah anak-anak sebelum Anda membuat keputusan.
• Bisa juga orangtua mengajak anak untuk mengumpulkan baju-baju dan mainan yang sudah tidak dipakai lagi untuk disumbangkan ke anak-anak yatim piatu. Hal kecil seperti ini akan melekat di benak anak.
4. Masa dunia yang bertambah luas; pertengahan masa anak (6-8 th)
Kemampuan anak untuk mengenal Tuhannya bertambah ketika dunia lingkungannya bertambah luas dan pengalamannya juga bertambah banyak. Anak memperoleh manfaat jika ia beribadah sesuai dengan tingkat pengertiannya sendiri.
• Pada periode ini, orangtua bisa mengajari anak mencapai target pada setiap ilmu yang mereka dapat dan mendiskusikan hasil belajar mereka dengan Ibu. Misalnya, pada hari pertama bulan Ramadhan anak tahu kalau shalat berjamaah di masjid akan banyak mendapat pahala. Pada hari kedua, anak mendapat ilmu baru lainnya, begitu juga di hari-hari selanjutnya. Jad, ilmu anak akan terus bertambah. Pada hari terakhir puasa, ajak anak mengevaluasi ibadah puasanya. Berapa kali batal puasa, apakah shalat tarawihnya lengkap? Lalu bagaimana dengan membaca Al-qurannya?
• Berikan motivasi kepada anak agar bulan Ramadhan tahun depan bisa lebih baik lagi.
• Terakhir, pada minggu-minggu menjelang lebaran, ajak anak membuat kue dan mempersiapkan kebutuhan-kebutuhan lainnya.
Semua kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik jika dibarengi dengan niat yang tulus ikhlas dari orangtua. Tentunya segala sesuatu memerlukan proses dan tidak bisa instan atau sekali jadi. Karena itu, marilah kita sama-sama belajar agar apa yang menjadi tujuan kita dapat tercapai dengan
 
Sumber : Episentrum

Inilah 5 Website Dengan Income Terbesar di Indonesia

Berikut kami perkirakan 5 buah webiste terbesar di indonesia. Harga dan penghasilan situ didasarkan kepada perhitungan otomatis yang dilakukan oleh : webestimated.com
Dengan menggunakan webestimated.com anda juga bisa memperkirakan harga dan penghasilan dari website atau blog anda! Berikut 5 situs termahal indonesia, dan berpenghasilan terbesar yang kami urutkan berdasarkan alexa rank:
1. Kaskus – The Largest Indonesian Community
    Url : http://www.kaskus.us
    Harga : $ 456,843 USD
    Penghasilan / Hari : $ 4,245 USD
    Google PageRank : 6 / 10
    Alexa Rank : 260
    sumber : http://www.webestimated.com/d/www.kaskus.us
2. Portal berisi berita aktual
    Url : http://www.detik.com
    Harga : $ 871,348 USD
    Penghasilan / Hari : $ 2,277 USD
    Google PageRank : 7 / 10
    Alexa Rank : 484
    sumber : http://www.webestimated.com/d/www.detik.com
3. The largest MEGAPORTAL of Indonesia
    Url : http://www.kompas.com
    Harga : $ 1,446,658 USD
    Penghasilan / Hari : $ 1,545 USD
    Google PageRank : 8 / 10
    Alexa Rank : 715
    sumber : http://www.webestimated.com/d/www.kompas.com
4. Layanan internet perbankan dari BCA
    Url : http://www.klikbca.com
    Harga : $ 143,718 USD
    Penghasilan / Hari : $ 2,229 USD
    Google PageRank : 6 / 10
    Alexa Rank : 991
    sumber : http://www.webestimated.com/d/www.klikbca.com
5. Vivanews Portal Berita
    Url : http://www.vivanews.com
    Harga : $ 122,409 USD
    Penghasilan / Hari : $ 900 USD
    Google PageRank : 6 / 10
    Alexa Rank : 1,225
    sumber : http://www.webestimated.com/d/www.vivanews.com
  
    Tambahan, resep.web.id
6. Berikut adalah perkiraan penghasilan resep.web.id
    Harga : $ 3,304 USD
    Penghasilan / Hari : $ 32 USD
    Google PageRank : 3 / 10
    Alexa Rank : 33,697

sumber : http://www.webestimated.com/d/www.resep.web.id

Kelebihan Tidur Juga Berbahaya

Tidur merupakan salah satu terapi untuk menyegarkan tubuh. Kurang tidur membuat tubuh tak dapat memulihkan kerusakan sel dan jaringan yang terjadi setiap hari. Tapi ingat, tidur berlebih juga berbahaya untuk kesehatan.
Seperti dikutip dari laman Idiva, sebuah studi menunjukan bahwa durasi tidur ideal adalah delapan jam sehari. Tidur lebih dari 6-8 jam sehari justru mempercepat kerusakan sel tubuh yang berpotensi mengurangi harapan hidup hingga 17 persen.
Seorang pakar kesehatan di Mumbai, Dr Prakash Lulla, mengatakan, tidur berlebih memicu sejumlah penyakit seperti diabetes, hipertensi, migrain, dan meningkatkan risiko penyakit radiovaskuler seperti serangan jantung dan gangguan hormonal.
“Salah satu dampak buruk yang sering muncul akibat terlalu banyak tidur adalah obesitas,” Direktur Medis Rumah Sakit Aryan Mumbai, Dr Sunita Dube, menambahkan.
Berikut sejumlah tips agar terasa segar dan tak ingin menambah waktu tidur, seperti disampaikan Dr Lulla.
  1. Pastikan makan malam terakhir Anda setidaknya tiga jam sebelum tidur. “Cobalah membiasakan diri makan buah atau segelas susu sebelum makan malam dan hindari minum teh atau kopi sebelum tidur.”
  2. Olahraga rutin. Tak hanya akan membuat Anda tidur nyenyak, tapi juga membuat badan segar.
  3. Usai aktivitas melelahkan sepanjang hari, mandi di bawah pancuran bisa membuat diri lebih rileks dan tidur pun nyenyak.
  4. Hindari suasana berisik saat tidur. Cobalah mendengarkan musik klasik, membaca buku bertema ringan, atau memainkan game santai menjelang tidur juga bisa meningkatkan kualitas tidur.
  5. Usahakan bangun pagi tak lebih dari pukul 6, karena akan membuat badan lebih segar dan siap melakukan aktivitas seharian tanpa kelelahan saat menjelang tidur kembali.
  6. Ciptakan kamar tidur dengan sirkulasi udara yang baik. Asupan oksigen yang cukup akan membuat pikiran tenang dan menormalkan fungsi tubuh.
  7. Hindari tidur siang terlalu lama. Tidur siang sekitar 45 menit tak masalah, asal jangan sampai 2-3 jam karena akan merusak pola tidur malam.
  8. Hindari pikiran buruk menjelang tidur. Saat stres melanda, gunakan sejumlah trik menenangkan diri seperti meditasi atau yoga menjelang tidur.
  9. Stel alarm dengan ukuran tidur 7-8 jam di pagi hari. Tidur selama waktu itu adalah yang terbaik untuk melakukan regenerasi sel-sel tubuh yang rusak. Sebab tidur kurang dari itu juga berbahaya bagi kesehatan.
  10. Jika semua trik sudah dilakukan, namun masih selalu merasa mengantuk meski sudah tidur lebih 12 jam, mungkin saatnya Anda mengunjungi dokter. Selalu mengantuk meski sudah cukup tidur bisa menjadi penanda sejumlah penyakit serius. (adi)
sumber: VIVAnews

Kenapa Perempuan Nonton Film Porno? Berikut 10 Alasannya

Beberapa waktu yang lalu sempat diberitakan, 17 staf senior di US Securities and Exchange Commission (SEC) kedapatan mengunduh film porno dalam jumlah banyak pada jam kerja. Yang mengejutkan, dari 17 orang tersebut, ada satu staf wanita yang terlibat.
“Akuntan wanita ini mencoba mengakses pornografi online dari laptop kantornya, hampir 1.800 kali dalam dua minggu,” demikian laporan majalah Forbes. “Ia juga memiliki 600 gambar bernuansa seksual yang disimpan di hard drive-nya.”
Wow… bisa Anda bayangkan jumlah tersebut? Lepas dari hal tersebut, hal ini menyadarkan kita bahwa perempuan pun suka nonton film porno. Mungkin Anda tidak mengoleksinya, tetapi setidaknya Anda pasti pernah menontonnya. Meskipun film porno identik dengan kebiasaan kaum pria, dan kesannya tabu buat para perempuan, kita juga sering menontonnya. Hanya saja, sebagian alasan kita menontonnya berbeda dengan motivasi kaum pria.
  1. Penasaran. Banyak hal yang membuat perempuan penasaran; entah posisi seks yang dilakukan tokohnya, obyek yang digunakan, atau mengenai anatomi para pemainnya. Bahkan ada pula yang penasaran, bagaimana kira-kira pembuatan film porno semacam itu? Bahan apakah yang digunakan untuk menciptakan sperma agar volumenya terkesan banyak?
  2. Agar terangsang. Pria dan wanita boleh saja berbeda, tetapi keduanya kompak untuk urusan sesi masturbasi. Mungkin untuk tujuan itulah, film porno dibuat. Para pria sendiri meyakini, perempuan cenderung lebih memilih fantasi mental daripada bantuan secara visual, tetapi banyak juga perempuan yang memiliki daya visual sebesar pria. Atau, pria yang lebih fantasy-oriented seperti wanita.
  3. Belajar gerakan baru. Tentu, gerakan akrobatik yang dilakukan para pemain film porno sedikit susah untuk diterapkan di dunia nyata. Apalagi saat pulang ke rumah Anda dan suami sama-sama sudah kecapekan. Meskipun begitu, tetap ada gerakan-gerakan “dasar” yang bisa ditiru. Jadi, entah karena kita bosan dengan kehidupan seks saat ini, mencari ide gerakan baru, atau sekadar mengagumi posisi yang diterapkan si pemain, buat Anda film porno bisa tetap jadi “sarana edukasi”.
  4. Membandingkan diri dengan pemain. Perempuan bisa kompetitif dengan caranya sendiri, khususnya dalam hal penampilan fisik. Kadang-kadang, kita nonton film porno untuk membandingkan diri kita dengan si pemain. Misalnya, mengapa bokong Anda tidak terlihat sekencang milik tokoh dalam film tersebut? Di waktu lain, perempuan juga nonton film porno untuk membandingkan pasangannya dengan pemain pria di film tersebut. Samakah ukurannya? Ups….
  5. Cuci mata. Hm… wajah pemain film porno memang jarang ada yang memuaskan. Tetapi, setidaknya perempuan masih bisa mengagumi bentuk badan mereka. Bahkan memandang kaki yang kokoh dan jari tangan pria yang rapi pun bisa membangkitkan gairah.
  6. Mengisi waktu. Ketika sedang iseng, dan ada DVD porno milik teman atau suami, kita bisa saja tergugah untuk mengintipnya. Kadang-kadang, hal ini juga kita lakukan saat sedang menunggu aktivitas lain. Misalnya, di sela-sela istirahat siang sambil menunggu kurir yang akan mengirim dokumen dari kantor Anda. Atau sambil menunggu jadwal serial Glee, Anda menonton film porno bersama suami? Bagi kita, ini efisiensi waktu.
  7. Mendapatkan mood. Siapa sih yang tidak kesal, ketika sedang enggak mood untuk berhubungan intim, suami nodong terus? Dalam kondisi seperti ini, film porno bisa jadi penolong. Cukup banyak lho perempuan yang memanfaatkan film porno untuk “menyalakan” libidonya. Enggak bedalah dengan foreplay. Hanya saja, kita melakukannya dengan video, dan bukannya dengan pasangan.
  8. Menemani pasangan. Tidak ada pria yang tidak suka nonton film porno. Bahkan, banyak juga yang memiliki koleksi khusus. Nah, bila suami memiliki koleksi semacam ini, mau tak mau Anda pasti ikut menyaksikannya. Bahkan, Anda dan pasangan malah bisa menghabiskan waktu berjam-jam untuk menontonnya.
  9. Mengeksplorasi fantasi. Jika kebetulan Anda termasuk yang tidak nyaman menyampaikan fantasi seksual, film porno bisa jadi sarana untuk mengalaminya. Misalnya, soal mengeluarkan “bunyi-bunyian” saat sesi bercinta. Ternyata, hal ini merupakan fantasi Anda yang terdalam, yang selama ini tak pernah Anda lakukan bersama pasangan.
  10. Hey, Mr P! Penis adalah sesuatu yang aneh, tetapi bikin perempuan penasaran. Karena kita tidak memilikinya, kita ingin tahu apa yang terjadi padanya. Dan, film porno bisa menjadi alat bantunya.
Sumber: The Frisky, Editor: din, kompas.com

Inilah 5 Kegiatan Positif Dibulan Ramadhan

BAGI anak yang masih kecil, berpuasa sehari penuh di bulan Ramadan tentu menjadi tantangan tersendiri. Tak jarang, banyak godaan yang membuat mereka ingin segera membatalkan puasanya. Untuk mengalihkan perhatian anak dari lapar dan dahaga, ajak saja mereka melakukan sejumlah aktivitas positif berikut ini.
1. Belajar mengaji
Manfaatkan momentum Ramadhan untuk meningkatkan kemampuan si kecil dalam membaca Alquran. Misalnya dengan memasang target agar selepas Ramadhan si kecil sudah bisa mengaji dengan lebih lancar.

2. Membaca buku Islami
Ajak anak berjalan-jalan ke toko buku di sore hari sambil menunggu bedug Magrib penanda waktu berbuka puasa. Belikan sang buah hati buku bacaan atau video CD berisi kisah-kisah keteladanan Islami untuk membentuk moral dan ahlak yang baik.
Jika mau, Anda juga bisa mendongengkan sendiri kisah-kisah di dalam buku cerita tersebut, atau membagikan pengalaman Anda berpuasa ketika masih kanak-kanak kepada si kecil.

3. Silaturahmi dengan anak yatim
Tumbuhkan rasa persaudaraan dan saling menolong di dalam diri anak dengan mengajaknya bersilaturahmi sekaligus berbuka puasa bersama anak-anak lain yang kurang beruntung di panti asuhan. Dengan demikian, si kecil akan bisa lebih memaknai hidup dan bersyukur atas berkah dan rahmat yang dilimpahkan Tuhan kepadanya.

4. Memasak hidangan buka puasa
Ajak si kecil bereksperimen di dapur untuk membuat menu masakan berbuka puasa favoritnya. Biarkan ia membantu Anda melakukan hal-hal kecil yang tidak berbahaya, seperti mengambilkan bumbu-bumbu, mengaduk adonan, dan lain sebagainya.
Jika Anda terbiasa membuat sendiri kue-kue lebaran, tidak ada salahnya juga mengajak si kecil ikut serta membantu.
5. Pesantren kilat

Ikut sertakan anak dalam program pesantren kilat yang biasanya diadakan sekolah-sekolah setiap bulan Ramadhan. Dengan demikian, waktu luang si kecil akan terisi dengan berbagai kegiatan bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan agamanya.
sumber: Yulia Permata Sari, mediaindonesia.com

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Blogger Templates